Di sisi lain, kematian Armstrong yang disebut sebagai astronot pertama mendarat di Bulan ini juga menyisakan pertanyaan.
Pertanyaan terbesar adalah apakah benar
Neil Armstrong dan dua rekannya–Buzz Aldrin dan Michael Collins–mendarat
di Bulan pada 20 Juli 1969? Atau, apakah Badan Penerbangan dan
Antariksa NASA serta Neil Armstrong cs hanya berbohong pada dunia?
Pada 15 Februari 2001, Fox Television menyiarkan program “Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?“
Menurut program yang ditayangkan Fox itu, pendaratan di Bulan cuma hoax. Proses pendaratan direkam di studio oleh NASA. Program Fox ini membuat NASA berang.
Ada beberapa bukti yang
dianggap menunjukkan bahwa pendaratan cuma jadi-jadian, selain fakta
bahwa saat itu Amerika Serikat tengah berusaha keras “bertarung” melawan
Uni Soviet sebagai negara pertama yang mengangkasa.
Pakar astronomi Phil Plait: mestinya bendera tak berkibar di ruang hampa.
Bukti
pertama adalah soal foto astronot. Dalam acara Fox tersebut,
diungkapkan bahwa foto astronot seharusnya dilatari oleh bintang dan
benda langit lain. Tapi, latar itu tak ada.
Dalam sebuah kesempatan
yang membahas segala kejanggalan pendaratan manusia di Bulan, salah satu
ahli astronomi bernama Phil Plait, mengemukakan kejanggalan foto
pendaratan Armstrong.
Pada foto yang selama
puluhan tahun telah terpublikasi ke seluruh dunia itu, sama sekali tidak
nampak keberadaan bintang di langit.
“Tidak ada atmosfir di
Bulan, dengan demikian seharusnya bintang-bintang yang terlihat dari
langit di Bulan akan bersinar lebih terang,” kata Plait.
Kedua adalah soal bendera
Amerika Serikat yang berkibar. Diketahui, di Bulan tidak ada angin.
Menurut Plait, tanpa angin, seharusnya kibaran bendera itu tak ada.
Demikian, disiarkan juga dalam program program itu.
Perhatikan bayang-bayang yang terlewatkan. Bayang-bayang apa itu?
Teori
konspirasi itu sempat membuat “panas”. Buzz Aldrin, salah satu astronot
yang terlibat misi Apollo 11 memukul wajah Bart Sibrel, pembuat film
pada program itu. Kala itu Sibrel meminta Aldrin bersumpah di atas
Alkitab bahwa ia pernah mendarat di Bulan.
Beberapa lama setelah
program itu, Badan Penerbangan dan Antariksa NASA mengeluarkan
pernyataan resmi di situs webnya. Intinya, NASA mengatakan bahwa
pendaratan di Bulan benar adanya.
Dalam pernyataan bertajuk
“The Great Moon Hoax” tanggal 23 Februari 2001, NASA menerangkan
beberapa hal yang dipertanyakan dalam program Fox serta menyajikan bukti
pendaratan di Bulan.
Soal tak adanya bintang, misalnya, NASA menyatakan bahwa hal yang sama pun bisa terjadi pada foto yang dibuat di Bumi. Kamera sulit mengabadikan spacesuit yang terang dan bintang yang relatif redup sekaligus dalam satu foto.
Tentang bendera, NASA
menyatakan bahwa kibaran tak selalu diakibatkan oleh angin. Saat
menancapkan bendera di tanah Bulan, astronot memutar tiangnya. Hal ini,
menurut NASA, akan mengakibatkan bendera berkibar.
NASA juga menyatakan bahwa
para astronot tidak kembali ke Bumi dengan tangan kosong. Astronot
membawa batuan Bulan yang bisa dibuktikan memiliki karakteristik berbeda
dengan batuan Bumi.
Perhatikan latar ini, sama persis.
Salah satu batuan bulan yang dinamai Big Mulley memiliki kawah-kawah kecil bekas tumbukan meteoroid.
Ada juga bukti kimia pada
batuan yang menunjukkan adanya reaksi zat pada batuan saat terpapar
sinar kosmik. Ini tak terjadi di Bumi yang punya atmosfer.
Terlihat bayangan cahaya pada lensa kamera seperti terkena cahaya studio.
NASA
hingga saat itu terus menyajikan bukti-bukti lain. Contoh, wahana Lunar
Reconaissance Orboitter yang kini mengorbit Bulan menyajikan adanya
Lunar Modul (LM) serta alat pembantu dalam gelap, Passive Seismic
Experiment Package (PSEP) dan Laser Ranging RetroReflector (LRRR), yang
digunakan dalam misi Apollo.
Selain itu, ditunjukkan
pula jejak sepanjang kurang lebih 50 meter di West Crater, arah timur
dari Lunar Modul. Jejak itu adalah perjalanan yang tak direncanakan
dalam dua setengah jam akhir misi Apollo.
Nah, apakah NASA
benar-benar mendarat di Bulan? Atau, NASA dan Neil Armstrong beserta
rekannya hanya berbohong? Apakah benar teori konspirasi itu? Atau
jangan-jangan, teori konspirasi itu yang justru merupakan konspirasi?
Tanah di Bulan tampak seperti rekayasa dari studio.
Apapun,
kabar yang menyebutkan bahwa pendaratan manusia di Bulan adalah suatu
bentuk teori konspirasi belakangan kembali mencuat.
Semakin banyak pihak dan bukti yang menguatkan keraguan Neil Armstrong pernah melakukan pendaratan di Bulan 43 tahun silam.
Menurut kalangan yang tak
percaya, yang sebenarnya terjadi adalah, Armstrong berada di dalam
sebuah studio alam buatan di sebuah tempat di Arizona yang sengaja
diseting mirip dengan keadaan di Bulan.
Mestinya objeknya gelap karena tertutup bayangan roket, tapi ini terang.
Hal
ini sengaja dilakukan oleh NASA dan pemerintahan Amerika Serikat untuk
menciptakan ketakutan publik dan menyelamatkan imej Amerika yang mulai
meredup karena kekalahannya dalam perang Vietnam.
Langkah ini juga sekaligus
ingin memukul telak Uni Soviet yang kala itu bersaing ketat dengan AS
dalam kemajuan teknologi luar angkasa. Demikian keterangan yang dilansir
Moon Daily, Senin (13/7/2009).
Para pihak yang meragukan
berupaya menghantam hal ini dengan memperbanyak teori dan bukti ilmiah
yang menguatkan. Di antaranya, mereka memaparkan teori yang menyebutkan
bahwa kemungkinan besar para astronot itu akan habis terpanggang
terlebih dahulu saat melewati ‘sabuk’ Van Allen sebelum mencapai Bulan.
Sederet kejanggalan lain
diungkap sejumlah pakar lain tentang ‘proyek’ ke bulan ini, secara
ilmiah. Yang diungkap di atas, hanya beberapa di antaranya.
Perhatikan bayangannya, kenapa ke arah yang berbeda?
Foto-foto
ini hanyalah beberapa di antara kejanggalan yang dimaksud sejumlah
ahli. Sebenarnya masih banyak foto yang menurut para pakar itu tak bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kejanggalan lain, setelah berita heboh pendaratan ke Bulan itu, Neil Armstrong cenderung ‘tenggelam’ seperti menutup diri.
Meski setelah itu ada
beberapa misi ke Bulan sampai 1972, tapi tak seramai sebelumnya (1969).
Publik dikabarkan tak begitu antusias seperti sebelumnya, karena merasa
pendaratan Apolo 11 ke Bulan itu sebagai hoax.
Bahkan tersiar kabar bahwa
rekaman video pendaratan manusia di Bulan yang asli hilang. Ini adalah
hal yang tidak masuk akal. Seharusnya, jika memang peristiwa tersebut
benar, maka rekaman video tersebut menjadi sebuah dokumen yang sangat
penting dan sangat mahal.
Apakah NASA tidak
menyimpannya dengan baik? Apakah tidak ada satu pun orang atau stasiun
televisi yang merekamnya? Atau barangkali NASA menarik dan memusnahkan
semua rekaman tersebut karena takut kebohongannya akan diketahui setelah
teknologi semakin maju dan banyak orang yang kritis?
Hal yang paling mengejutkan
adalah tersiar juga berita bahwa astronot yang vokal tentang kebohongan
NASA tidak bisa pulang lagi ke rumah karena mereka “disekolahkan”. Neil
Armstrong termasuk astronot yang “manut” dan tidak “neko-neko” sehingga
dia tidak perlu “disekolahkan”.
Perhatikan, ada batu yang ada huruf C-nya.
Pertengahan
tahun 2009, isu ini kembali diangkat. Barack Obama dituntut untuk bisa
memberikan informasi yang benar dan bertanggung jawab tentang video
pendaratan manusia di Bulan, termasuk permintaan maaf kepada publik jika
terbukti bahwa NASA telah melakukan kebohongan.
Tentu saja masyarakat
sekarang semakin kritis dan tidak akan menerima hal-hal yang irasional
apalagi tidak disertai dengan bukti-bukti yang jelas.
Jadi, bagaimana sebenarnya?
Kita ikuti saja kelanjutan ceritanya. Yang jelas, kebenaran akan
terbukti dan kebohongan pasti akan terungkap, sebagaimana peribahasa
“sepandai apapun menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga”.
Siapa yang benar, siapa yang dusta, saatnya akan benar-benar terbongkar. Wallahu A’lam.
copyright http://infodarikukuh.blogspot.com/2012/09/bukti-kebohongan-neil-armstrong-pernah.html
kita tunggu saja hanya masalah waktu yang akan membuktikan!
BalasHapusitu semua bohong jangan pernah percaya sama nasa karena dia
BalasHapus